Sunday, August 19, 2018

Ombudsman Dukung Program Warung Makan Dhuafa Pemuda Muhammadiyah



Medan – Ombudsman RI Perwakilan Sumut sangat mendukung program Pemuda Muhammadiyah yang membuka Warung Makan Dhuafa. Sebab, dilihat dari pelaksanaannya, program ini menyimpan banyak makna pesan moral.

Hal itu  dikatakan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar ketika didaulat sebagai pelayan di Warung Makan Dhuafa Pemuda Muhammadiyah di kawasan Mesjid Raya Al Mas'un, usai Sholat Jumat, (17/08/2018).



"Kalau dilihat dari pelaksanaannya, program ini menyimpan banyak makna dan menyampaikan banyak  pesan. Lihatlah bagaimana program ini dilaksanakan. Memberi makan secara gratis masyarakat yang tidak mampu. Jadi, yang diberi makan adalah masyarakat susah," kata Abyadi Siregar.


Dijelaskan Abyadi, makanan yang disajikan bersumber dari sumbangan amal/donasi dari banyak pihak.
Sedangkan  yang memberi layanan adalah kader kader Pemuda Muhammadiyah bersama tokoh-tokoh masyarakat, mulai bupati, gubernur dan tokoh tokoh lainnya.

"Meski mereka sebagai tokoh, pejabat dan lainnya, tapi mereka melayani masyarakat miskin. Melayani masyarakat yang memang membutuhkan layanan," jelas orang nomor satu di Lembaga Negara yang konsen di bidang perbaikan pelayanan publik ini. Selain itu, Abyadi menegaskan, dari pelaksanaan program tersebut, dirinya melihat bahwa program Warung Makan Dhuafa Pemuda Muhammadiyah ini sangat syarat makna dan pesan.


Di sana, tidak hanya ada pesan untuk beramal, pesan dakwah, pesan toleransi, tapi juga yang lebih penting lagi adalah di sana ada pesan atau seruan Pemuda Muhammadiyah untuk semua pihak anak bangsa yang mendapat tugas amanah sebagai penyelenggara layanan publik, untuk memberi layanan secara baik, memberi layanan secara jujur, layanan yang memudahkan urusan rakyat.

"Konkretnya, layanilah rakyat agar mereka mudah dalam urusannya. Bukan sebaliknya, memberikan layanan yang menyusahkan dan menyakiti rakyat. Apalagi memberikan layanan yang membola-bola masyarakat, layanan yang memungut uang rakyat (pungli). Ini harus dihentikan," tegas Abyadi Siregar. Diungkapkan Abyadi, sudah sejak lama bangsa kita ini dihadapkan pada penyelenggaraan pelayanan publik yang buruk.


Kita tidak sadar, bahwa bangsa kita sulit bangkit dan bersaing dengan negara lain adalah akibat mental dan moralitas para penyelenggara pelayanan publik kita buruk. Lihatlah KPK sudah bekerja maksimal dengan menangkapi banyak koruptor, tetapi tetap saja korupsi terus tumbuh subur.

Lihat jugalah apa yang dilakukan Ombudsman sebagai lembaga negara pengawas pelayanan publik. Meski Ombudsman RI sudah bekerja keras mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, tapi faktanya penyelenggaraan  pelayanan publik kita masih buruk.  "Saya kira, ini akibat buruknya mentalitas dan moralitas para penyelenggara pelayanan publik kita," ungkap Abyadi Siregar.

Karena itu, melalui momentum layanan Warung Makan Dhuafa Pemuda Muhammadiyah ini, Abyadi Siregar menyerukan agar semua para penyelenggara layanan publik untuk memberikan layanan dengan baik, jujur dan ikhlas kepada masyarakat. "Bukan dengan memberikan layanan yang berbelit belit dan syarat Pungli yang menyusahkan rakyat. Ingat, jangan susahkan rakyat," serunya.

Sementara itu, Wakil Direktur Warung Dhuafa Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara, Taufik Abdillah mengatakan lewat kegiatan ini, Pemuda Muhammadiyah ingin menggugah hati para pejabat dan tokoh masyarakat untuk peduli dengan kaum Dhuafa.

"Lewat kegiatan ini, Pimpinan  Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara ingin menggugah hati para pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh publik lainnya agar lebih peduli dengan kaum dhuafa," katanya.

Ditegaskannya, lewat program Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang telah dilaksanakan oleh Pemuda Muhammadiyah Sumut sejak bulan Juni 2018 ini akan terus berjalan secara berkesinambungan. "Program ini sudah berjalan di Sumut di dua lokasi, yaitu, kota Medan dan Kabupaten Deliserdang," tegasnya.


Sebelumnya
Berikutnya

Penulis:

0 comments: