Thursday, December 28, 2017

Catatan kecil dari Pawai Ta'aruf


Oleh : Dwi Sumartono
MEK PCM Minggir
--------------------------------
"Selamat,,, pawai ta'aruf  Milad Muhammadiyah ke 108 sukses !!" demikian salah satu  WA yang masuk ke phone sel saya,  beberapa jam setelah pawai ta'aruf selesai, Sabtu seminggu lalu.

Para peserta pawai Ta'aruf berkumpul
i Lapangan Dekso Kulon Progo

Inilah terobosan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.  Acara yang melibatkan 2 PCM, 2 Kabupaten.   PCM Minggir, Sleman dan PCM Kalibawang, Kulonprogo.
Inilah bukti kebersamaan dan kerjasama yang diikat oleh satu keyakinan.

Tak kurang dari 5000 orang terlibat langsung.  Laki-laki perempuan, tua muda, besar kecil, bahkan anak PAUD pun ikut pawai.  Berjalan dari lapangan Dekso menuju lapangan Kebonagung.  Via jembatan Kreyo.  Melintasi indahnya panorama Kali Progo. 

Pawai ta'aruf ini hanya salah satu dari rangkaian Milad ke 108. Yang lain :   Launching mobil kemanusiaan,  Penyerahan simbolis 10.000 pohon sengon dan terakhir : donor darah.
Dari kesemuanya ada satu hal yang menjadi kunci yakni : Alhamdulillah, hujan tidak turun selama berlangsungnya acara.  Bahkan satu tetespun.

Padahal,  jauh sebelum acara, banyak yang menyangsikan suksesnya acara.  Atau minimal mengkhawatirkan  turunnya hujan selama acara berlangsung.  Sangat beralasan karena sekarang adalah puncaknya bulan hujan tahun ini.

Tak pelak, banyak yang menganjurkan untuk memperbanyak doa agar tidak turun hujan. 
Salah satunya:  doa dari pak Anton photo yang dishare, bunyinya begini : " Ya Allah berikanlah kemudahan dan kelancaran dalam acara pawai ta'aruf Milad Muhammadiyah ke 108.  Mohon kepadaMu agar tidak hujan.  Mohon hujan dipindahkan ke tempat yang lain ".
Dari pinggir lapangan,  diam - diam saya mencoba menghitung jumlah pedagang yang berada di seputar lokasi.  Tidak kurang dari 50 orang.

Mulai dari penjual makanan, minuman, mainan anak-anak, angkringan, sampai ada penjual burung emprit warna-warni.  

Sayapun setengah kaget, ternyata burung emprit yang menjadi "hama padi" pun ternyata laku dijual. 

Sambil menunggu lapak MEK PCM, seorang teman, sempat bertanya kepada saya : "Apa yang menarik dari acara yang meriah ini ?".   " Tentu saja :  kebersamaan, kerjasama, dan pengorbanan ",  jawab saya. 
"Ada yang kurang Mas," terang dia. 
"Apa itu ? " tanya saya.
 "Yakni : potensi jamaah", sergah dia.

Betul memang.  Betapa besar potensi yang nampak dari peristiwa ini.  Peserta pawai yang ribuan jumlahnya,  ditambah panitia, tamu undangan dan pengunjung, jelas merupakan pasar potensial secara ekonomis.

Sementara itu, jamaah yang lain, menjawabnya dengan menyediakan berbagai kebutuhan.  Dari  makanan, minuman, nasi, gorengan, mainan anak, roti, beras, bahkan burung emprit warna warni.

Itu hanya dari satu potensi.  Dan belum tersentuh untuk dikembangkan.  Tentunya masih banyak potensi yang lain.
Ibarat raksasa tidur, kekuatan itu menunggu didekati dan kemudian "disentuh".
Kapan itu terwujud ??

Agaknya Milad tahun ini harus menjadi momentum untuk bangkitnya ummat.  Dengan satu tekad dan keyakinan, kita pasti bisa !!

Sebagaimana kita bisa "memindahkan" hujan dari Minggir dan Kalibawang, ke tempat yang lain.  Tentunya, hanya dengan doa.  Selebihnya, kuasa Allah yang menentukan. 
Dan ketika itu, hujan dipindahkan kemana Pak Anton ??

(*)
Sebelumnya
Berikutnya

Penulis:

0 comments: