Thursday, November 8, 2018

Sedekahnya Orang Miskin



Sedekah itu identik dengan amalan orang kaya. Harta yang melimpah kemudian sebagian ia berikan kepada orang yang tidak berpunya. Ini tidak salah. Tetapi bagi orang miskin sedekah bisa bermacam amalan, sebagaimana sabda Nabi saw berikut. Dari Abu Dzar ra , beliau berkata : “Sesungguhnya ada beberapa sahabat Nabi dari kalangan kaum miskin bertanya. ‘Wahai Rasulullah, telah berlalu orang-orang yang berharta dengan memperoleh pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedakah dengan kelebihan harta bendanya”.



Nabi bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang dapat kamu sedekahkan. Sesungguhnya dengan membaca tasbih itu sedekah, setiap takbir sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil juga sedekah, memerintahkan kebaikan adalah sedekah, malarang kemungkaran juga sedekah dan pada kemaluan istrimu sedekah”. Mereka berkata lagi: “Wahai Rasulullah apakah bila salah seorang diantara kami menyalurkan syahwatnya kepada istrinya ia akan mendapat pahala?”. Nabi menjawab: “Tahukah kamu sekalian, jika seseorang melampiaskan syahwatnya pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa. Maka sebaliknya bila ia menyalurkan syahwatnya pada tempat yang halal, tentu akan mendapat pahala”. (HR. Muslim)

Beberapa pelajaran dari hadis tersebut adalah:
1. Rezeki itu pembagian dari Allah swt. Banyak atau sedikit telah ditentukan oleh Nya. Kita sering dengar perkataan, “Gawean iso ditiru, rejeki ora iso dielu-elu”. Sama-sama jualan baju, toko sebelah laris manis sementara yang lain sepi. Kawan kita buka usaha foto copy dan sukses, terus kita belajar kepadanya untuk membuka usaha sejenis. Ternyata biasa-biasa saja. Kata Allah. Sesunguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki siapa yang dikehendaki dan menyempitkan rezeki kepada siapa yang dihekendaki. Sesungguhnya Dia Maha tahu dan melihat kepada semua hambaNya. Dengan memahami ayat ini, kita tidak perlu iri dengan orang lain yang kebetulan ditakdirkan Allah menjadi kaya. Setiap manusia sudah ditentukan kadar rezekinya masing-masing.

2. Orang yang dikaruniai harta ada kewajiban pada hartanya. Zakat dan sedekah dengan hartanya. Mereka akan mendapat pahala dari amalan tersebut. Adapun bagi yang miskin masih tetap memperoleh pahala serupa dengan amalan-amalan lain. Memperbanyak berzikir. Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir menjadi sedekah. Juga mengajak orang lain berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan sedekah pula. Kurang harta tidak mengapa yang penting jangan kurang amal.

3. Pemahaman mafhum mukhalafah tentang amal. Kalau berzina itu dosa maka mengumpuli istri itu pahala. Pernyataan Rasulullah ini dapat di copy paste untuk amalan yang lain. Misal, bila makan makanan haram itu berdosa maka mengkonsumsi makanan halal itu pahala. Bila berdusta itu dosa maka berkata jujur itu berpahala. Bila berbuat zalim itu dosa maka sebaliknya berlaku adil adalah pahala. Dengan demikian seorang muslim itu mestinya akan selalu memperoleh pahala. Sebab ia milih berbuat baik dan menghindari yang mungkar.

4. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa'alaihi wassalam itu sangat bijak menghadapi siapa saja. Sehingga setiap orang merasa special dihadapannya. Orang jawa bilang, sopo wae diuwongke. Ini sebuah cara komunikasi yang super cerdas. Tidak ada orang yang merasa diasingkan dan disingkirkan. Itulah salah satu kunci sukses, mengapa beliau berhasil mengislamkan sebagian besar penduduk di jazirah arab. hanya dalam jangka 22 tahun.

Cara kemunikasi Rasulullah ini dapat kita terapkan dalam profesi apa saja. Pedagang, pejabat, politisi bahkan juga dalam relasi suami istri. Nguwongke orang. Karena pada hakakatnya setiap manusia itu suka diperlakukan secara terhormat. Wallahu’alam

Oleh : Dr. Muh. Nursalim
(Komisi Kajian MUI Sragen dan Dewan Syariah Lazismu Sragen )
Sumber : Facebook

Sebelumnya
Berikutnya

Penulis:

0 comments: