Nasionalisme
kental tapi tidak perlu diteriakkan. Kesadaran kebhinekaan-nya pasti tapi tidak
dikoarkan. Moderatnya jelas tapi tidak mudah menghakimi radikal dan intoleran.
#MiladMuhammadiyah
https://twitter.com/TrioMacn2000/status/931539048341966848
Sekitar sepekan berlalu Milad
Muhammadiyah ke 109. Sekitar setahun lalu Majelis Pustaka dan Informasi
menggelar Temu Netizen Muhammadiyah Se-Indonesia yang berlangsung di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sekitar sebulan lalu, Netizen Muhammadiyah
(NetizenMu) kembali bertemu di Yogyakarta. Tepatnya di LPMP Kalasan Sleman.
Dengan mengusung dakwah
berkemajuan dan dikenal sebagai ormas yang melek dengan perkembangan zaman
sudah selaras jika barisan NetizenMu akrab dengan media sosial. Terutama twitter
yang dikenal memiliki segmentasi kaum terpelajar. Dalam pikiran saya tidak
sulit untuk memunculkan sebuah trending topic tentang Muhammadiyah. Terlebih tepat
di peringatan tanggal lahir Muhammadiyah. Karena tak kunjung muncul menjadi
trending, saya lantas coba mengecek penggunaan hastag #MiladMuhammadiyah
hasilnya tak genap sepuluh akun yang menggunakan hastag tersebut di tanggal
Milad Muhammadiyah menurut hitungan hijriyah.
Hari ini, menurut situs
pemeringkat alexa.com, website resmi persyarikatan muhammadiyah.or.id berada di
urutan 2.733, jauh tertinggal dari nu.or.id (437), hidayatullah.com (946). Dalam
distribusi informasi fatwa persyarikatan, sering di grup whatsapp justru situs
semisal konsultasisyariah.com (926) yang kerap dishare dari grup ke grup warga
Muhammadiyah.
Dulu saya melihat meski bukan
website resmi Muhammadiyah, kehadiran sangpencerah.id bisa menjadi alternatif
menyuarakan gerak Muhammadiyah. Namun dari grafik yang disajikan alexa,
kondisinya terus menurun hingga posisi 8.750. Sedangkan web yang dikelola PWM
Jawa Timur, pwmu.co berada di urutan 7.747. Mediamu.id yang dikelola PWM DIY
bahkan menempati posisi 147.684.
Dari beberapa uraian di atas
setidaknya cukup untuk menggambarkan seberapa kuat potensi NetizenMu untuk
menjajal jagad media sosial. Padahal posisi media sosial atau lebih umum media
digital saat ini sangat penting. Persepsi orang banyak terbangun dengan
informasi awal yang mereka terima, tidak peduli informasi tersebut benar atau
keliru. Maka kecepatan menjadi kunci dakwah di era digital saat ini.
Mengukur
Daya Tahan NetizenMu
Penasaran saya berlanjut. Berapa
sih follower twitter @muhammadiyah? Setelah saya cek terlihat 130 ribu dengan
jumlah twit 54 ribu. Sedangkan @nu_online memiliki 331 ribu pengikut dengan
jumlah twit 136 ribu. Memang media sosial tidak hanya twitter, tetapi tidak
dapat dibantah twitter dianggap lebih informatif dan relatif terjaga
validitasnya disbanding media sosial lain. Hastag di twitter juga terbukti
menjadi rujukan bagi berbagai analisa lalu lintas informasi dan data.
Saat berlangsungnya pertemuan
NetizenMu beberapa pekan lalu, saya mencoba memantau aktivitas para netizen. Meski
masih minim efek, namun terlihat beberapa daerah kemudian membuat atau
mengaktifkan kembali aku twitter yang mereka kelola. Termasuk beberapa dari
mereka memposting kegiatan tersebut. Hanya saja memang bermedia sosial
dibutuhkan lebih dari sekedar semangat. Diperlukan orang-orang yang memang
memiliki passion bermdeia sosial. Atau setidaknya diciptakan akan kebutuhan
tersebut.
Menurut penulis ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar NetizenMu agar lebih kelihatan di dunia maya. Pertama, memahami fikih media sosial
yang telah dikenalkan oleh Muhammadiyah atau ortomnya. Agar para warga
persyarikatan tidak terjebak dalam pelanggaran Undang-undang yang berlaku. Kedua, menyusun alur komunikasi yang
ringkas dan efektif antar MPI di masing-masing daerah. Jika pun melalui WA,
setidaknya ada admin yang benar-benar mengampu.
Ketiga, penyediaan konten digital yang menarik dan beragam. Sehingga
NetizenMu mudah dalam menyebarluaskan. Saya teringat untuk mendapatkan materi
fatwa tarjih dari fatwatarjih.com (17.121) harus sedikit ‘mengakali’, karena tulisan
di situs ini tidak bisa dicopy dengan cara biasa. Keempat, ada admin khusus yang dibayar untuk mengelola akun media
sosial muhammadiyah dan ortom. Tidak harus mengangkat pegawai baru, namun bisa
ditambahkan pada pegawai yang ada di secretariat. Kelima, cara paling mudah dan murah, yakni dengan saling follow
akun media sosial muhammadiyah. Meninggalkan rasa gengsi dan ego. Sehingga masing-masing
akun media sosial akan tampak banyak follower.
Rasanya pertemuan rutin setiap
tahun pegiat medsos Muhammadiyah sangat jauh dari rasa cukup untuk mengangkat
daya tahan NetizenMu. Butuh upaya lebih efektif untuk serius menjajal jagad
media sosial. Bukan semangat sesaat yang kemudian lenyap. Sudah saatnya warga
Muhammadiyah ikut membanjiri dunia maya dengan konten positif dari
persyarikatan. Sehingga keterjangkauan dakwah Muhammadiyah semakin luas
menembus batas-batas kewilayahan. Ingat juga bagaimana efektifnya dakwah
Majelis Tafsir Al Quran (MTA) melalui jaringan radio MTA yang mereka relay dari kecamatan ke kecamatan lain.
Mari Warganet Muhammadiyah,
NetizenMu, dan warga persyarikatan, kita banjiri media sosial dengan konten
positif termasuk di dalamnya dakwah, kiprah dan syiar Muhammadiyah.
@ekosangpencerah
CEO
Penerbit Alfajr Mediatama
0 comments: