Semarang – Sosok Dahnil Anzar
Simanjuntak dikenal sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah. Kiprahnya untuk
membantu kaum lemah tidak diragukan lagi. Ia peduli dengan para petani Karawang
dan Kendeng yang terusir karena lahannya tergusur. Ia juga bersinergi dengan
Muhammadiyah untuk mengadvokasi Siyono, pegiat dakwah yang tewas diduga
dilakukan aparat. Bersama kawan-kawan PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil juga sudah
sekira tiga tahun membuka warung makan untuk dhuafa.
Selain peduli dengan kaum
tertindas, Dahnil juga aktif dalam gerakan menghapus perilaku koruptif dari
Nusantara. Termasuk bersuara lantang, agar ada keadilan untuk Novel Baswedan,
penyidik senior KPK yang mendapat terror penyiraman air keras di matanya. Kejadian
yang belum terungkap sejak lebih dari setahun lalu hingga kini.
Lalu siapakah Dahnil? Yang
pada Senin (23/7) mendapatkan gelar doctor dari Univesitas Diponegoro Semarang.
Laman poskotanews.com mengutip pengakuan Dahnil.
Dahnil atau biasa dipanggil Anin menguraikan
kisahnya.
“Saya
mengalami kesulitan hidup sejak kecil, saya dan adik-adik terpaksa mengungsi
dari Aceh dibawa kedua orangtua kami, karena konflik bersenjata di sana,” kata
lelaki 36 tahun ini membuka pembicaraan saat ditemui baru-baru ini.
Perjalanan
hidupnya yang berpindah-pindah bersama orangtuanya, sampailah pada akhirnya,
Anin tinggal sendiri di Tangerang, hanya ingin bisa melanjutkan sekolahnya.
“Di
Tangerang, saya masih belajar di SMA saat itu. Untuk bisa bertahan hidup dan
bisa bersekolah, saya sempat menjadi tukang parkir dan penjual ikan basah di
Pasar Ciledug,” cerita Dahnil yang sejak sekolah sudah aktif di organisasi
otonom Muhammadiyah, yakni Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Kemudian,
Anin melanjutkan kuliah Strata Satu (S1), dan pekerjaannya sebagai tukang
parkir, dia tinggalkan dan beralih ke usaha lainnya dengan membuka toko obat,
kemudian saya membuka warung makan.
“Jadi
sejak sekolah sampai kuliah sudah terbiasa berbisnis, atau berdagang, termasuk
juga berorganisasi sambil berdakwah dalam waktu yang bersamaan,” ucap Dahnil.
Saat
ditanya kunci sukses dalam hidupnya? Dahnil yang juga Pendiri Madrasah
Antikorupsi ini, pada prinsipnya hidupnya yang mengutamakan kejujuran.
Kejujuran
dalam hidupnya selalu menjadi inspirasi. “Integritas dan produktivitas adalah
dua kata kunci utama yang selalu saya pegang. Menghadirkan kejujuran dan
produktivitas tinggi adalah utama, ‘ jelas Dahnil.
Selain
itu, kata dia, ada pada visi hidup yang terus berkontribusi, atau dalam bahasa
agama, Khorunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermamfaat
bagi sesama.
Sebab
itu, di organisasi yang dipimpinnya, Pemuda Muhammadiyah, Dahnil membuka warung
makan gratis bagi kaum dhuafa setelah Salat Jumat.
“Warung
makan gratis ini terkadang digelar di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, atau di
daerah. Pada prinsipnya kami ingin berbagi kepada mereka yang tidak mampu,”
papar Dahnil. (e)
Sumber:
poskotanews.com
0 comments: