Monday, July 23, 2018

Dahnil Anzar Simanjuntak, Tukang Parkir yang Kini Bergelar Doktor


Semarang – Sosok Dahnil Anzar Simanjuntak dikenal sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah. Kiprahnya untuk membantu kaum lemah tidak diragukan lagi. Ia peduli dengan para petani Karawang dan Kendeng yang terusir karena lahannya tergusur. Ia juga bersinergi dengan Muhammadiyah untuk mengadvokasi Siyono, pegiat dakwah yang tewas diduga dilakukan aparat. Bersama kawan-kawan PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil juga sudah sekira tiga tahun membuka warung makan untuk dhuafa.



Selain peduli dengan kaum tertindas, Dahnil juga aktif dalam gerakan menghapus perilaku koruptif dari Nusantara. Termasuk bersuara lantang, agar ada keadilan untuk Novel Baswedan, penyidik senior KPK yang mendapat terror penyiraman air keras di matanya. Kejadian yang belum terungkap sejak lebih dari setahun lalu hingga kini.


Lalu siapakah Dahnil? Yang pada Senin (23/7) mendapatkan gelar doctor dari Univesitas Diponegoro Semarang. Laman poskotanews.com mengutip pengakuan Dahnil.
Dahnil atau biasa dipanggil Anin menguraikan kisahnya.

“Saya mengalami kesulitan hidup sejak kecil, saya dan adik-adik terpaksa mengungsi dari Aceh dibawa kedua orangtua kami, karena konflik bersenjata di sana,” kata lelaki 36 tahun ini membuka pembicaraan saat ditemui baru-baru ini.

Perjalanan hidupnya yang berpindah-pindah bersama orangtuanya, sampailah pada akhirnya, Anin tinggal sendiri di Tangerang, hanya ingin bisa melanjutkan sekolahnya.

“Di Tangerang, saya masih belajar di SMA saat itu. Untuk bisa bertahan hidup dan bisa bersekolah, saya sempat menjadi tukang parkir dan penjual ikan basah di Pasar Ciledug,” cerita Dahnil yang sejak sekolah sudah aktif di organisasi otonom Muhammadiyah, yakni Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Kemudian, Anin melanjutkan kuliah Strata Satu (S1), dan pekerjaannya sebagai tukang parkir, dia tinggalkan dan beralih ke usaha lainnya dengan membuka toko obat, kemudian saya membuka warung makan.

“Jadi sejak sekolah sampai kuliah sudah terbiasa berbisnis, atau berdagang, termasuk juga berorganisasi sambil berdakwah dalam waktu yang bersamaan,” ucap Dahnil.
Saat ditanya kunci sukses dalam hidupnya? Dahnil yang juga Pendiri Madrasah Antikorupsi ini, pada prinsipnya hidupnya yang mengutamakan kejujuran.

Kejujuran dalam hidupnya selalu menjadi inspirasi. “Integritas dan produktivitas adalah dua kata kunci utama yang selalu saya pegang. Menghadirkan kejujuran dan produktivitas tinggi adalah utama, ‘ jelas Dahnil.

Selain itu, kata dia, ada pada visi hidup yang terus berkontribusi, atau dalam bahasa agama, Khorunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermamfaat bagi sesama.

Sebab itu, di organisasi yang dipimpinnya, Pemuda Muhammadiyah, Dahnil membuka warung makan gratis bagi kaum dhuafa setelah Salat Jumat.

“Warung makan gratis ini terkadang digelar di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, atau di daerah. Pada prinsipnya kami ingin berbagi kepada mereka yang tidak mampu,” papar Dahnil. (e)

Sumber: poskotanews.com

Sebelumnya
Berikutnya

Penulis:

0 comments: