Thursday, July 5, 2018

Adian Husaini, Kader Muhammadiyah yang Gigih Melawan Pemikiran Liberal



DR. ADIAN HUSAINI, lahir di Desa Kuncen, Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, pada 17 Desember 1965.

Saat ini, menetap di Pesantren at-Taqwa Depok, Adian Husaini masih mendapat amanah sebagai Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, dan Pembina Pesantren at-Taqwa Depok (Pesantren Shoul Lin al-Islami. www.ponpes-attaqwa.com).

Dr. Adian Husaini (Sumber: Panjimas.Com)


Menikah dengan seorang istri bernama Megawati dan dikaruniai TUJUH orang anak, yaitu: M. Syamil Fikri (Mhs IPB), Bana Fatahillah (Mhs al-Azhar Kairo), Dina Farhana (Mhs Uhamka)  Fatiha Aqsha Kamila (Mhs UNS Solo),  Fatih Madini, Alima Pia Rasyida, dan Asad Hadhari (ketiganya santri di Pesantren at-Taqwa Depok).

Pendidikan formalnya ditempuh di SD-SMA di Bojonegoro, Jawa Timur. Gelar Sarjana Kedokteran Hewan diperoleh di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) 1989.

Magister dalam Hubungan Internasional dengan konsentrasi studi Politik Timur Tengah diperoleh di Program Pasca Sarjana Universitas Jayabaya, dengan tesis berjudul Pragmatisme Politik Luar Negeri Israel.
Sedangkan gelar doktor dalam bidang Peradaban Islam diraihnya di ISTAC Malaysia, dengan disertasi berjudul “Exclusivism and Evangelism in the Second Vatican Council: A Critical Reading of The Second Vatican Council’s Documents in The Light of the Ad Gentes and the Nostra Aetate.

Mulai mempelajari “kitab-kitab kuning” dan bahasa Arab kepada Kyai Syadili di Langgar al-Muhsin Desa Kuncen-Padangan dan kepada Ust. Haji Bisri di Madrasah Diniyah Nurul Ilmi (1971-1981), dilanjutkan berguru kepada Kyai Sayyidun dan beberapa kyai lain di Pondok Pesantren Al-Rasyid Kendal Bojonegoro (1981-1984). Beberapa kitab yang telah dikajinya ketika itu adalah Sullamut Taufiq, Safiinatun Najah, al-Arba’in an-Nawawiyah, Bidayatul Hidayah, Aqidatul Awam, Jawharatut Tawhid, Ruyadhus Shalihin, dan sebagainya. Sejak duduk di bangku SMP itu pula, Adian telah dikenalkan dengan pemikiran-pemikiran Prof. Hamka oleh ayahnya, H. Dachli Hasyim, seorang guru SD dan pengurus Muhammadiyah Kecamatan Padangan Bojonegoro, yang secara rutin berlangganan majalah Panji Masyarakat pimpinan Prof. Hamka.

Lulus dari SMPPN (SMA 2) Bojonegoro, Adian mendapatkan kesempatan memasuki bangku kuliah di jurusan Fisika IKIP Malang dan Institut Pertanian Bogor. Akhirnya, ia memilih kuliah di IPB. Ketika di Bogor itulah, ia sempat mengaji kepada para Ustad terkenal di Bogor, seperti Ustad Abbas Aula, Ustad Abdul Hanan, Ustad Musthafa Abdullah bin Nuh, KH Tubagus Hasan Basri, dan sebagainya.

Juga, sempat ngaji dan nyantri kepada KH Didin Hafidhuddin di Masjid al-Ghifari IPB dan di Pesantren Ulil Albab Bogor (1988-1999), dan mengambil kursus Bahasa Arab di LIPIA Jakarta (1988); serta mengaji kitab Ana Muslimun Sunniyyun Syaafi’iiyun, kepada penulisnya, yaitu KH Abdullah bin Nuh di Pesantren al-Ghazali Bogor. Pada saat yang sama, juga sempat mengaji tentang berbagai pemikiran Islam kepada Ustad Abdurrahman al-Baghdadi yang sangat ’alim dalam ilmu keagamaan. Sedangkan dalam masalah-masalah politik, hukum, dan sejarah Islam, penulis banyak berguru dan berhutang ilmu kepada Bapak Hardi Arifin, KH Sholeh Iskandar (alm), Hartono Mardjono (alm.), Dr. Anwar Harjono (alm.), Hussein Umar (alm.), KH Sholeh Iskandar (alm.), HM Chalil Badawi, Dr. Ahmad Sumargono, KH A. Cholil Ridwan, dan guru-guru lain yang tidak dapat disebut satu persatu.
Saat ini penulis aktif sebagai pembina TK Islam at-Taqwa Komplek Timah Kelapa Dua Depok; juga mengajar di Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor, Universitas Muhammadiyah Surakarta, di Program Kader Ulama ISID Gontor.  Aktivitas keorganisasian yang pernah diikutinya, antara lain: Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (2005-2010), pengurus Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2010), dan Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Pusat (2005-2011). Sejak 2011, Adian memutuskan untuk mengkonsentrasikan diri di dunia Pendidikan Islam.

Pada tahun 2003, bersama sejumlah cendekiawan seperti Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Dr. Ugi Suharto, Dr. Anis Malik Thaha, Dr. Syamsuddin Arif, Adnin Armas MA dan Dr. Nirwan Syafrin, dan lain-lain, mendirikan Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), satu lembaga yang mengkhususkan diri pada penelitian dan pelatihan-pelatihan tentang pemikiran dan peradaban Islam. Sejak 2004, INSISTS juga telah menerbitkan Jurnal ISLAMIA, dengan kekhususan tentang pemikiran dan peradaban Islam. Sejak Maret 2009, INSISTS bekerjasama dengan Harian Republika menerbitkan jurnal Islamia, edisi koran, yang terbit setiap Kamis pekan kedua di Harian Republika.

Sejak enam tahun lalu, 2003, Adian Husaini juga telah menulis kolom secara rutin bernama ”CATATAN AKHIR PEKAN ADIAN HUSAINI” untuk Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com. Terakhir, kumpulan catatan ini telah dibukukan dalam sebuah buku berjudul Membandung Arus Liberalisme di Indonesia (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009).
Mulai tahun 2016, Adian menjadi nara sumber tetap untuk acara ULASAN MEDIA RADIO DAKTA, Hari Senin-Jumat, pukul 06.30-07.00 WIB. Bisa diikuti di livestreaming www.dakta.com.

Berpuluh buku telah ditulis oleh Dr. Adian Husaini. Beberapa diantaranya: (1). Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (Jakarta: Gema Insani Press, 2005) – buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik untuk kategori non-fiksi dalam Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2006. (2) Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi (Jakarta: Gema Insani Press, 2006) – buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik kedua, dalam Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2007.
Dalam bidang Pendidikan, buku yang ditulisnya antara lain: 10 Kuliah Agama Islam dan Filsafat Ilmu, serta Trilogi Novel Kemi.

Dan sejak tahun 2012, Adian Husaini menjadi anggota dewan juri dalam Islamic Book Fair (IBF), untuk kategori buku non-fiksi.

Berbagai pengalaman kerja pernah dijalaninya: Pernah menjadi guru Biologi di Pesantren Darut Taqwa Cibinong, Asisten mata kuliah Agama Islam PAI IPB, wartawan di Harian Berita Buana, Harian REPUBLIKA, analis berita di Radio Muslim FM Jakarta, Dosen jurnalistik di Universitas Ibn Khaldun Bogor, Dosen mata kuliah Islamic Worldview di Pusat Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta Dosen Pemikiran Islam di Program Kader Ulama (PKU) Universitas Darussalam Gontor. (18-12-2017). 

Sumber  Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebelumnya
Berikutnya

Penulis:

0 comments: